Setiap orang pasti pernah menghadapi momen di mana pertanyaan “Kapan nikah?” muncul di tengah perbincangan, terutama di acara keluarga atau kumpul teman. Meskipun terdengar sederhana, bagi sebagian orang, pertanyaan ini bisa terasa mengganggu, bahkan sensitif. Namun, bagaimana cara menyikapinya dengan santai dan bijak?
Pertama, penting untuk memahami bahwa sebagian besar orang tidak bermaksud buruk ketika menanyakan hal tersebut. Bagi mereka, pertanyaan ini mungkin hanya sekadar basa-basi atau ungkapan perhatian. Namun, jika kamu merasa kurang nyaman, tidak ada salahnya memberikan jawaban ringan seperti, “Doain aja, ya!” atau “Kalau waktunya tepat, pasti akan terjadi.” Jawaban seperti ini cukup sopan tanpa membuka ruang diskusi lebih jauh.
Kedua, kendalikan emosi kamu. Terkadang, pertanyaan semacam ini dapat memicu rasa tertekan, terutama jika kamu sedang dalam fase hidup yang penuh tekanan. Ingat, setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda, dan pernikahan bukanlah perlombaan. Fokuslah pada kebahagiaan kamu sendiri, tanpa perlu terburu-buru memenuhi ekspektasi orang lain.
Terakhir, ubah sudut pandang kamu terhadap pertanyaan tersebut. Alih-alih merasa terganggu, anggap saja ini sebagai bentuk kepedulian. Kamu juga bisa memanfaatkan momen ini untuk bercanda agar suasana tetap santai. Misalnya, jawab dengan humor seperti, “Tunggu antrean, masih panjang!” atau “Nanti kalau ada undangannya, pasti dikasih tahu kok.”
Pada akhirnya, keputusan menikah adalah hal yang sangat personal. Tidak perlu merasa tertekan atau terburu-buru hanya karena pertanyaan orang lain. Nikmati perjalanan hidup kamu, dan ingat bahwa kebahagiaan sejati datang dari memilih jalan yang sesuai dengan hati, bukan karena desakan orang lain.
Penulis: Syahla