Eh, pernah nggak sih kamu ngerasa, di balik semua pencapaian yang kita raih, ada orang yang seharusnya dapet pujian lebih? Iya, siapa lagi kalau bukan guru. Bukan cuma mereka yang ngajarin kita matematika, bahasa Indonesia, atau sejarah, tapi mereka juga yang ngasih kita pelajaran hidup, cara berpikir kritis, dan kadang, menjadi orang pertama yang percaya kalau kita bisa jadi hebat. Guru itu ibarat warung yang selalu ada buat kita: menampung, memberi apa yang kita butuhkan, dan memberikan rasa nyaman setiap kali kita butuh tempat untuk kembali.

Coba deh, ingat-ingat lagi waktu pertama kali belajar baca, nulis, atau ngitung. Kalau bukan karena guru yang sabar, nggak mungkin kita bisa punya bekal hidup itu sampai sekarang. Memang sih, sekolah itu nggak cuma soal nilai ujian yang kita dapet, tapi soal bagaimana cara guru membentuk karakter dan pola pikir kita. Jangan salah, itu adalah hal yang jauh lebih penting dari sekedar angka di rapor. Sekarang coba bayangin kalau nggak ada guru, atau kalau mereka cuma datang ke kelas tanpa rasa cinta terhadap pekerjaan mereka, pasti sekolah akan jadi tempat yang membosankan. Kita cuma bakal duduk diam, nggak ngerti apa-apa, dan akhirnya keluar jadi orang yang nggak punya arah.

Nah, balik lagi ke soal guru, saya rasa kita nggak boleh cuma ngomongin mereka pas Hari Guru aja. Setiap hari itu sebenarnya Hari Guru. Mengingat betapa besar pengaruh mereka dalam hidup kita, seharusnya kita nggak cuma ingat mereka waktu ada acara resmi. Setiap guru yang mengajar kita, baik di SD, SMP, SMA, atau bahkan di perguruan tinggi, punya perjuangan yang nggak kelihatan, dan kadang terlupakan. Coba aja tanya ke guru kamu, pasti mereka nggak cuma ngajar pelajaran yang udah tertulis di buku. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari siswa yang susah diajar, kelas yang ribut, sampai peraturan-peraturan yang kadang nggak masuk akal. Dan semua itu, mereka lewati dengan sabar, kadang tanpa keluhan.

Satu hal yang sering kita lupakan adalah bahwa guru itu bukan cuma pengajar, mereka juga adalah orang yang menyemangati kita. Misalnya, waktu kita merasa gagal atau ragu, mereka akan jadi orang pertama yang bilang, “Kamu bisa kok!” Bukannya cuma sekedar motivasi, mereka juga membantu kita bangkit dari kegagalan. Itu loh, yang kadang-kadang kita nggak sadar, bisa jadi faktor besar dalam kehidupan kita. Itu sebabnya, guru seharusnya dihargai lebih dari sekadar profesi yang identik dengan ‘gaji kecil’. Mereka nggak hanya ‘ngajarin’, tapi juga membentuk masa depan kita.

Gaji kecil itu nggak usah dibahas deh. Banyak orang yang berpikir jadi guru itu pekerjaan yang “udah gitu-gitu aja,” nggak glamor dan nggak bikin kaya. Tapi yang perlu kita ingat adalah, kualitas hidup bukan cuma soal uang. Ada banyak hal berharga yang nggak bisa dihitung dengan materi, dan salah satunya adalah kepuasan hati yang datang dari mengubah hidup orang lain. Bayangin aja kalau guru nggak punya motivasi untuk terus berbagi ilmu dan mendidik. Kita pasti jadi orang yang berbeda, kan? Itu sebabnya kita harus bisa lebih menghargai mereka dengan lebih dari sekadar kata-kata. Sebagai masyarakat, kita harus lebih peka terhadap profesi guru dan bagaimana mereka bekerja.

Memang, ada banyak tantangan dalam dunia pendidikan sekarang. Teknologi, peraturan pemerintah, sampai dengan perkembangan sosial yang super cepat, membuat pekerjaan guru jadi semakin kompleks. Tapi, yang bikin saya kagum adalah bagaimana para guru selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman, mencoba menggabungkan teknologi dengan cara mengajar mereka yang tradisional, demi kenyamanan dan kepahaman siswanya. Mereka bukan cuma mengajar materi, tapi juga memberi teladan bagaimana beradaptasi dengan perubahan zaman. Bayangin kalau kita nggak diajari untuk berpikir kritis dan menyaring informasi yang ada. Bisa-bisa kita gampang banget ketipu berita hoax, nggak bisa bedain mana yang bener dan mana yang enggak.

Sebagai seorang siswa, kita mungkin sering merasa nggak enak atau malah jengkel dengan guru yang sering mengingatkan kita untuk belajar. Tapi, tahukah kamu kalau mereka sebenarnya cuma ingin yang terbaik buat kita? Mereka nggak mau lihat kita gagal, karena itu berarti mereka juga gagal. Kalau kita berpikir begitu, mungkin kita bisa lebih sabar dan ngerti apa yang mereka rasakan. Mereka nggak cuma ngajar di kelas, tapi mereka juga mikirin perkembangan kita setelah kita lulus nanti. Mereka ingin melihat kita sukses, karena keberhasilan kita juga menjadi bukti dari keberhasilan mereka.

Kadang, kita juga lupa kalau nggak semua guru itu datang dengan latar belakang yang mudah. Banyak guru yang mengajar dengan penuh pengorbanan, bahkan seringkali harus kerja keras di luar jam sekolah untuk membuat materi yang menarik atau menyiapkan ujian. Mereka harus menghadapi masalah di luar kelas, seperti masalah ekonomi atau keluarga. Tetapi meski begitu, mereka tetap datang ke kelas dengan senyuman, dan terus mengajarkan kita tanpa mengeluh. Itu yang membuat profesi guru jadi sangat mulia.

Bukan hanya di dalam kelas, guru juga memberikan pengaruh besar di luar sekolah. Mereka bisa menjadi figur panutan, memberi nasihat, dan bahkan kadang jadi teman curhat yang bisa dipercaya. Mereka yang sering kali jadi tempat kita berbagi cerita, baik tentang masalah pribadi atau masalah sekolah. Itu sesuatu yang nggak bisa kita dapatkan di mana-mana. Kepercayaan dan kedekatan ini adalah nilai lebih yang harusnya kita jaga, karena itu adalah investasi terbaik dalam hubungan antara siswa dan guru.

Pada akhirnya, menghargai guru bukan hanya soal memberi ucapan terima kasih atau hadiah sesekali. Itu semua penting, tapi yang lebih penting lagi adalah pengakuan atas jasa-jasanya. Seharusnya kita bisa memberikan perhatian lebih kepada mereka dalam berbagai hal: dari segi kesejahteraan, penghargaan, dan pengakuan terhadap dedikasi mereka. Kita bisa mulai dari hal kecil, misalnya dengan lebih rajin belajar, menghargai waktu mereka, dan berterima kasih atas segala ilmu yang sudah mereka berikan. Guru adalah pahlawan yang sebenarnya layak dihargai lebih. Mereka sudah memberi segalanya, maka kita juga harus memberikan yang terbaik sebagai wujud rasa terima kasih kita.

Jadi, kalau kamu lagi mikir, “Gue nggak suka sama guru gue,” coba deh pikir lagi. Mungkin, mereka cuma butuh sedikit pengertian, dan bisa jadi mereka sedang berjuang untuk kita tanpa kita sadari. Guru itu, seperti jajanan di warung yang selalu tersedia setiap saat, memberikan kita energi dan bekal buat menghadapi dunia luar. Tanpa mereka, kita nggak akan tahu bagaimana caranya jadi lebih baik. Karena, seperti yang saya bilang tadi, guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka layak dapat penghargaan yang lebih, dan kita sebagai siswa harus memberikan yang terbaik untuk mereka, bahkan setelah kita lulus.

Penulis: Rizal

Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *