Dalam hidup, cari rezeki itu soal pilihan. Tapi kadang, ada pilihan yang bikin kita mikir lebih dalam, mending jual es teh atau jualan agama? Coba kita bahas santai aja. Jualan es teh itu simpel. Kamu butuh air, gula, teh, es batu, sama tenaga buat ngaduk-ngaduk. Pelanggan datang karena haus, beli, bayar, selesai. Semua puas. Manisnya es teh itu jujur, sesuai kadar gula yang kamu kasih. Nggak ada janji-janji surga atau ancaman dosa kalau nggak beli. Kalau laku, kamu untung; kalau nggak, tinggal cari resep yang lebih enak.

Tapi kalau udah ngomongin jualan agama, beda cerita. Agama itu suci, jadi kalau dijadikan alat buat cari cuan, risikonya besar. Bukannya ngajarin nilai-nilai kebaikan, malah ada yang memanfaatkan kepercayaan orang untuk kepentingan pribadi. Mulai dari narik donasi yang ujung-ujungnya nggak jelas, sampai bikin acara atas nama agama tapi niatnya cari panggung. Yang kayak gini bukan cuma merugikan orang lain, tapi juga merusak kepercayaan yang harusnya dijaga.

Padahal, dagang yang jujur itu lebih berkah. Apa pun yang kamu jual, asal transparan dan halal, pasti rezekinya datang sendiri. Kayak es teh, nggak neko-neko tapi bikin orang bahagia. Kalau pun cuma segelas, itu tetap berkah karena manisnya asli, segarnya nyata, dan nggak ada drama. Jadi, kenapa mending jual es teh daripada jualan agama? Karena hidup nggak perlu ribet. Fokus aja cari rezeki yang bersih dan bikin orang lain senang. Lagian, siapa sih yang nggak suka es teh? Kalau haus, tinggal mampir, beli, nikmatin, selesai. Gimana, segelas es teh buat bikin hidup lebih segar?

Penulis: Adela

Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *