Era digital membuat berbagai hal serba cepat, kita disuguhkan berbagai informasi setiap hari. Seperti makanan di warung, tidak semua yang terlihat menarik itu sehat dan bergizi. Begitu juga dengan informasi, banyak informasi yang membuat kita tertarik, namun bisa saja itu hoaks atau misinformasi yang tidak baik untuk dikonsumsi. Makanya, penting banget untuk punya resep rahasia berpikir kritis biar kita nggak salah konsumsi informasi yang bisa bikin “keracunan”.

Pertama, pastikan kamu cek bahan dasar dari informasi yang kamu terima. Coba tanya, “Ini datang dari sumber mana, ya?” Sumber yang kredibel itu ibarat bahan makanan segar di pasar yang kualitasnya sudah terjamin. Kalau sumbernya nggak jelas atau punya reputasi buruk, itu sama aja kayak beli makanan yang sudah basi. Bahaya banget kalau dikonsumsi. Selain itu, selalu periksa bumbu tambahan seperti data, fakta, atau riset yang dipakai. Kalau bumbunya cuma asumsi dan sensasi, lebih baik langsung buang.

Kedua, jangan lupa perhatikan penyajian informasi. Tujuannya apa sih, informasi ini dibuat? Sama seperti makanan yang ditambah banyak penyedap rasa, ada informasi yang sengaja dibuat terlalu gurih alias dramatis hanya untuk menarik perhatian. Kalau informasi terasa terlalu sensasional, coba cari dulu versi lain yang lebih netral dan berbasis fakta. Karena informasi yang seimbang itu seperti masakan rumahan—nggak bikin eneg dan pasti lebih sehat.

Langkah berikutnya kita perlu selalu kritis dan teliti sebelum menerima informasi sebagai kebenaran. Ajukan pertanyaan seperti “Mengapa informasi ini penting?” dan “Bagaimana cara mereka mendapatkannya?” Sama seperti ketika kita memesan makanan, kita juga perlu tahu siapa kokinya dan bagaimana proses memasaknya. Dengan resep berpikir kritis ini, kamu bisa memilih “menu informasi” yang bergizi dan berkualitas. Jadi, yuk jadi konsumen informasi yang cerdas dan sehat!

Penulis: Kuncoro

Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *